Selasa, 07 Juni 2011
Tarakan, Pearl Harbour-nya Indonesia
Tarakan (24/03), - Masih ada sebagian orang yang tidak mengetahui bila Perang Dunia (PD) II, kota Tarakan pernah menjadi saksi bisu dan lokasi pertempuran antara pasukan Jepang dengan Australia.
Beberapa rumah di Tarakan masih memiliki meriam tua sisa perang dunia yang diletakkan di halaman rumah sebagai perlengkapan taman dan pekarangan. Sekitar 4 Km dari pusat kota, terdapat terdapat Tugu Perabuan Jepang yang dibangun pada tahun 1933, tepatnya di kawasan Masjid Markoni Gang II.
Tugu ini berbentuk persegi empat pipih dilengkapi dengan tulisan kanji dan merupakan tempat penguburan abu jenazah tentara Jepang yang tewas dalam pertempuran.
Menurut saksi sejarah, (alm) Antung B, yang sempat bercerita kepada kami beberapa tahun lalu, sebetulnya pihak tentara Australia sudah mendengar kabar kedatangan pihak tentara Jepang, namun mereka salah antisipasi. Tentara Australia menyiapkan pasukannya di wilayah yang sekarang bernama Beringin dan Jembatan Besi (jl. Yos Sudarso) untuk mencegah tentara Nipon masuk P. Tarakan.
Namun pasukan Jepang yang mempunyai mata-mata di Tarakan saat itu, mengubah jalur masuk menjadi lewat Pantai Amal, sehingga dengan leluasa merangsek ke pulau penghasil minyak ini, dan saat itu korban meninggal lebih banyak di pihak Australia.
Dalam pertempuran tersebut, sejarah mencatat sebanyak 234 tentara Australia tewas dan untuk memperingati sejarah ini pemerintah kota Tarakan membangun Tugu Monumen yang kini menjadi kompleks militer Kodim 0907. Oleh karena itu Tarakan di indentikan sebagai Pearl Harbour-nya Indonesia.
Selain itu, Kota Tarakan juga memiliki wisata sejarah lainnya berupa menara minyak di sepanjang jalan menuju Kampung Empat dan Kampung Enam. Menara minyak yang terletak di jalan Kusuma bangsa ini merupakan bukit sejarah sisa pengeboran minyak Belanda dan Jepang dan dibangun pada tahun 1904.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar